Jumat, 20 September 2013

SEMALAM DI MALAKA - MALAYSIA ( PART II )




Pagi yang indah di Melaka,.hari ini senin 2 september 2013 ,.

Saya tersadar dari tidur dengan bunyi dering alarm di handphone saya yang begitu jelas bunyinya..saya liat jam menunjukan pukul 9 waktu Melaka,.artinya sudah sangat siang , maklum semalam saya tidur pukul 2 malam sehabis menyusuri Jonker walk / Jonker Street dengan night marketnya yang seru & ramai…
**Baca tulisan saya yang pertama :  >>SEMALAM DI MELAKA (ONE DAY IN MALLACA PART I )

Sayapun langsung keluar dari kamar hotel dan langsung menuju balkon yang langsung berhadapan dengan sungai malaka di belakang hotel , hotel yang kami pesan memang sengaja saya cari dekat sekali dengan sunagi Melaka yang terkenal itu, kenapa saya pilih hotel di dekat sungai ????... ini karena saya kangen dengan  suasana waktu saya kecil yang sering berkunjung ke Palembang tempat keluarga besar papa saya, dimana rumah uwak saya yakni kakak papa saya yang paling tua berada di dekat pinggiran sungai musi , atau lebih tepat berada dipinggiran anak sungai musi yang mengarah dari aliran sungai dekat pelabuhan Ferry yang hendak ke Bangka Belitung,.Tangga buntung –Palembang,.saya dulu sering kumpul dengan saudara saudara sepupu saya yang banyak di Palembang,.tiap malam oom saya dan beberapa kakak sepupu saya sering duduk di balkon atas rumah uwak saya yang dipinggirnya langsung ada sungai musi..jadi ini yang menjadi kenangan indah saya saat masih anak anak dahulu, sayangnya moment indah itu tidak bias terulang lagi , ini karena uwak saya sudah meninggal dan beberapa saudara saya sudah tidak ada lagi ditambah dengan rumahnya yang dipinggir sungai musi itu , sungainya sudah kotor dan dangkal , jadi tidak enak dan tidak sedap untuk jadi tempat nongkrong dan mengobrol..aaahghh..tapi indahnya moment saat saya kecil itu yang sulit dilupakan sampai saat ini , padahal itu sudah hampir  kira kira 25- 30 tahun yang lalu,..

Saat saya duduk dipinggir sungai malaka ini sambil meminum segelas kopi susu dan ditemani bubur instan serta sepotong roti yang cukup mengenyangkan perut,..ilusi saya terkenang jauh saat dulu saat saudara masih lengkap dan sungai musi itu masih jernih, dan beberapa sepupu saya yang seumuran tidak jauh dari saya masih terjun dari atas balkon rumah uwak saya langsung mandi di sungai musi yang jernih dan bersih itu..( moment indah sekitar tahun 1978-1980) ..kenangan itu begitu indaaah & indah , sampai tanpa terasa air mata ini menetes mengingat orang orang yang telah mendahului saya..ooohhh indahnya saat itu..bila mereka masih ada , mungkin saya akan bercerita kepada mereka, tapi sewaktu saya kumpul seminggu yang lalu dan keluarga dari papa saya di palembang banyak yang hadir , saya masih sempat menceritakan kepada mereka saat saya berkunjung ke melaka dan tinggal di hotel di pinggir sungai melaka..

BERFOSE DIBELAKANG HOTEL DI MELAKA
Makanya kenapa saya begitu ingin mancari hotel yang deket dengan sungai Melaka yang terkenal itu, disamping kenangan indah saat kecil itu dan juga dimana dahulu sungai Melaka ini sebagai suatu jalur transportasi air untuk melakukan perdagangan di dataran Melaka ini. ini saya dapat dari buku sejarah saat saya SD dahulu bahwa melaka adalah kota perdagangan dan termasuk selat tersibuk di asia,.waktu dulu saya tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari saya akan sampai ke kota yang saya tau dari buku pelajaran sejarah saja,, sungai ini Tidak jauh berbeda kegunaannya seperti sungai musi yang sangat terkenal di Indonesia yang berada di Kota pempek – Palembang.
Oh ya dari atas teras hotel ini saya bisa melihat kapal kapal boat yang dimodifikasi untuk sarana turis mengelilingi sungai Melaka , hampir setiap 15 menit sekali kapal kapal itu melewati  tempat saya ini sambil membawa turis turis dari berbagai Negara . saya juaga terkesan dengan sungai Melaka ini yang sangat bersih dan terjaga rapih..setiap harinya sungai selalu dibersihkan oleh kapal kapal pembersih yang setiap 2 jam selalu berputar untuk mengambil sampah sampah kecil yang ada di dalam sungai..dan ada beberapa tenaga kerja yang sengaja digaji oleh pemerintah Melaka yang ditugaskan membersihkan pinggir sungai Melaka..kegiatan ini dilakukan karena sungai ini sebagai salah satu tempat kunjungan wisata mancanegara yang hrs dijaga kebersihan dan kelestariannya supaya turis turis senang dan akan kembali lagi nantinya..ini juga yang patut dicontoh oleh dinas pariwisata kita supaya Indonesia bias jadi Negara yang banyak dikunjungi turis mancanegara.bukan hanya merka taunya Bali , jogja ,Lombok saja tapi masih ada kota kota Indonesia yang tidak kalah bagusnya..
SENJA & MALAM INDAH DI PINGGIR SUNGAI MELAKA
Tidak terasa jam dinding sudah menunjukan pukul 10 waktu Melaka, matahari sudah makin meninggi..rencananya hari ini saya dan istri ingin mengelilingi Melaka lebih jauh..tapi juga ini adalah hari terakhir saya di Melaka , jadi saya pun siap siap untuk mandi lalu berkemas barang barang untuk segera check out dari hotel ini dan kemudian menitipkan barang di lobby hotel  dan kemudian akan mengelilingi kota Melaka ini..
Kebetulan petugas hotelnya cukup ramah , dia mempersilahkan kami menitipkan tas kami di lobby dan memberikan sedikit petunjuk untuk bagaimana kami bisa mencapai tempat wisata yang ramai..jadi jam 11 saya dan dian sudah siap menuju tempat wisata yang masuk dalam agenda kami selama di Melaka..turun dari lantai 2 hotel langsung bergegas titip koper dan langsung check out..

Dari depan hotel kami berjalan menuju Jonker walk , dari hotel ini hanya berjarak 200 meter saja kami sudah sampai di Jonker walk , jalan ini yang semalam saya dan istri kunjungi ,tapi suasana nya tidak ramai seperti semalam..cuaca di Melaka inipun cukup menyeka keringat karena panasnya , yah wajarlah karena Melaka ini kan kota pinggir laut dan pinggir sungai , keadaannya sama seperti di Palembang & lampung yang cukup panas pada siang hari..karena seperti kota pinggir laut atau pinggir sungai pada umumnya, saya ukur di handphones  saya suhunya sekitar 37-38 derajat..jadi cukup puanaasss..tapi tidak menyurutkan kami untuk berjalan menuju RED Building atau gedung merah kalo orang malaka menyebutnya , dari jonker walk ini kita berjalan ke arah Hard Rock café yang berada di ujung jalan jonker Walk ini..setelah  itu kita nyeberang sedikit, disini maka sudah tampak gedung merah ( Red building ) , kenapa ini disebut Red building atau gedung merah, sebenernya namanya adalah Stadthuys , gedung merah ini adalah bangunan gereja zaman colonial yang masih tegak berdiri , nama gereja nya sendiri CHRIST CHURCH RUIN BUILDING atau Stadhius. Tapi lebih top di panggil gedung merah..orang orang Melaka sendiri kurang banyak yang paham dengan nama Stadthuys , tapi begitu kita menyebutkan Gedung merah , mereka langsung tau…hehee…


@ RED BUILDING ( Stadthuys) – GEDUNG MERAH

RED BUILDING MELAKA
Walaupun hari ini hari senin artinya bukan hari libur tapi digedung merah ini sungguh ramai para turis local Malaysia dan para turis mancanegara,.digedung merah ini pusat kegitan turis berkunjung , jadi bila para pembaca sekalian bekesempatan berkunjung ke Melaka ini jangan sampai tidak mengunjungi gedung merah ini , karena disinilah Ikon kota Melaka berdiri.


Disini juga ada para abang becak yang becaknya dihias sedemikain unik, dikasih bunga bunga dipinggirnya supaya keliahatan cantik  dan diberi sound system yang mendengarkan lagu lagu dari becaknya. Saya dengar ada yang memutar music lagu lagu barat tempo doloe seperti lagu "my way" lagu bossanova dan lagu barat lainnya.tapi juga kebanyakan mereka mendengarkan dan memutar lagu Indonesia yang sedang Hits seperti lagu band Wali – band Noah dan beberapa band Indonesia lainnya..jarang sekali mereka memutar lagu Malaysia. Hehee..sudah bukan hal yang aneh bila saya berkunjung ke malaysia , baik saya berkunjung ke Kualalumpur – pahang dan Melaka ini saya banyak mendengarkan lagu lagu Indonesia di tempat umum.,


sampai sampai beberapa radio di Malaysia sering sekali memutar lagu Indonesia , ini saya dengar ketika saya naik kendaraan umum baik itu Taxi maupun naik angkutan bus  dan juga tempat tempat umum di pasar seperti mall mall dan toko toko atau kedai kalo orang Malaysia bilang.ini saya tahu karena beberapa orang Malaysia yang saya Tanya tentang music Indonesia , rata rata mereka bilang kalo music Indonesia lebih bervariasi di banding music Malaysia yang lebih cenderung mendayu dayu..dan music Indonesia juga lebih variatif di banding music yang ada di Malaysia , makanya kenapa orang Malaysia lebih suka music Indonesia di banding music Negaranya sendiri..industri music Malaysia juga kewalahan menerima gempuran music Indonesia yang masuk ke negaranya dan dapat diterima oleh masyarakat Malaysia..dalam industry perdagangan , permintaan konsumen yang tinggi bisa menjadikan ladang bisnis yang subur untuk dapat meraup keuntungan besar,.tidak bisa dipungkiri dan ini yang banyak dilakukan para pengusaha industry music di Malaysia yang menjadikan music Indonesia menjadi keuntungan bagi  perdagangan industri music di Malaysia , sampai sampai lagu anak kecil  alias ABG yang namanya TEGAR saja begitu Hits bagi para pengamen jalan di Bukit bintang , sampai sampai para pengamennya yang berjumlah 5 orang dengan sangat antusias menyanyikan lagu Tegar itu dengan baiknya dan para penontonpun banyak yang bernyanyi bersama..mungkin bagi para pendengar music di Indonesia khususnya Jakarta , lagu TEGAR itu agak sedikit “ kacangan” karena jenis musicnya yang agak mendayu dayu dan terasa tidak ada gregetnya seperti music lagu band ternama Indonesia seperti  dewa – Gigi –Noah atau Peter pan dan yang lainnya..tapi itulah kenyataannnya bahwa industry music Malaysia terutama masyarakat nya Malaysia sangat menyukainya..lagu itu saya bilang adalah bahasa universal dalam music dan kehidupan kita…

Oh ya kembali lagi kepada cerita jalan saya di Melaka ini, di gedung merah ini ramai sekali orang berfoto dengan latar gedumg merah ini , saya juga dan istri tidak menyiakan moment ini untuk berfoto bersama dengan latar gedung merah ini , banyak turis juga yang berfoto dengan latar gedung ini ,kemudian setelah itu mereka akan menikmati naik becak hias ala tukang becak Melaka, maklum di negaranya mungkin becak tidak ada, hehehee..kebanyakan dari merka berasal dari eropa , jepang , korea , Vietnam yang nota bene asing bagi mereka kendaraan seperti ini..


saya dan dian istri saya tidak ingin mencoba naik becak dan tidak niat menaikinya , maklum becak yang notabene sebagi salah satu alat transportasi di indonesia  yang mana saya sudah puas naik becak pada saat saya kecil di lampung , apalagi waktu SMP di lampung saya pulang pergi sekolah kelas 1 smp diantar becak  , dan di depan rumah saya di kampung sawah - Bandar lampung juga masih banyak becak.walaupun becak disini sedikit dihias dan diberi music yang enak untuk didengar , ini dikarenakan becaknya memakai sound system yang bagus dan diberi power amplifier, jadi seperti music music yang ada di dalam mobil2 mewah..( dalam hati saya , modal juga nih untuk beli sound systemnya ) ..yah mungkin ini sabagai bentuk persaingan bisnis untuk menarik para turis betah dan nyaman naik becaknya…) industri pariwisata tradisional yang justru dapat banyak memberi manfaat untuk meraup rezeki bagi para pengemudi becak dan masyarakat malaka pada khususnya..dan ini juga menjadikan daya tarik tersendiri untuk para wisatawan luar malaysia untuk berkunjung ke melaka ini ...pemerintah malaka sendiri sangat kosentrasi dan sangat mendukung pariwisata ini sebagai salah satu alat untuk meraih devisa bagi melaka khususnya dan malaysia pada umumnya..setiap tahunnya diselenggarakan Festival budaya Melaka yang dapat menyedot pengunjung dari wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara..

Becak-becak di sini sadar wisata sekali. Karena memang tujuannya untuk wisata keliling daerah ini saja...jadi mereka bersolek dengan warna-warni semanarik mungkin, eye catching dengan hiasan yang sangat kreatif, mulai memasang aneka bunga plastik menjadi gambar hati, memasang blink-blink, boneka barbie hingga payung hias.  di bagian bemper belakang ditaruh speaker yang akan dibunyikan saat membawa penumpang. Lagu-lagunya pun menghentak keras tapi soundnya itu yang saya bilang tadi ,  Mantep broo!! meskipun sopir becaknya  rata rata sudah berumur.



seiring music mengalun  mengiringi ayunan pedal si sopir dan kepala penumpang yang mangut-mangut menikmati perjalanan dengan iringan irama music. pemandangan ini terlihat sangat seruu , walau Terkadang beberapa penumpang agak malu-malu naik becak ini, karena sering jadi obyek foto dari wisatawan lainnya..

ada suatu pertanyaan dalam benak saya ,...Berapa sih Ukuran  tarifnya bila kita akan mencoba naik becak wisata ini???? begitu saya bertanya ...????
hmmm..saya menarik nafasss!! Sayangnya ukuraN tarifnya lumayan mahal , mending motret-motret saja yang lagi naik becak maupun berfose dengan latar belakang becaknya  :). kalo mau naik becak ini tarifnya satu jam RM 40 atau Rp 135.000. ( 1 RM = 3500,- Rupiah ) Nah lho! saking mahalnya, saya sempat melihat seorang keluarga bule merasa ditipu dengan mahalnya tarif angkutan tradisional ini . Dia naik dua becak bersama dua anaknya dan sang isteri. Mungkin karena di awal tidak terlalu paham berapa tarifnya, pas ditarik RM 80 dia tidak terima. Nah, karena di sana sudah ada papan pengumuman tarif becak, akhirnya dia membayar juga walau sambil menggerutu dalam bahasa negaranya ..( makanya liat dulu Om atau tanya dulu , jangan maen naik aja..hehee) , mendingan naik becak dari rumah gw di bandar lampung sampe ke pasar bawah , bayarnya cuma 2 Ringgit alias 7000 ribu rupiah ..kalo om bule mau bayar 135 ribu mah sekalian sama abang becaknya diputerin seluruh Bandar Lampung deh..
di depok juga sama kok tarifnya om bule,.ntar kalo om bule ke depok saya ajak keliling naik becak deh..gratis..saya bayarin...hahahaaaa....



BERSAMBUNG...